Hati-Hati Berbicara
Imam Asy-Syafi’i menasehati muridnya, ar-Rabi’ :
يَا رَبِيْعُ لاَ تَتَكَلَّمْ فِيْمَا لاَ يَعْنِيْكَ فَإِنَّكَ إِذاَ تَكَلَّمْتَ بِالْكَلِمَةِ مَلَكَتْكَ وَلَمْ تَمْلِكْهَا
“Wahai Rabi’, janganlah engkau berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat karena jika engkau sudah terlanjur berkata-kata kata itulah yang menguasai dirimu dan engkau tidak lagi menguasai kata-katamu sendiri.” (Bustanul Arifin karya Imam an-Nawawi hlm 13)
Kunci penting selamat dari berbagai problem adalah kemampuan memenej lisan.
Salah ucap, keceplosan, guyon tidak pada tempatnya dan berbicara tanpa lihat sikon adalah sumber pokok berbagai macam masalah, keributan, kegaduhan dan awal permusuhan.
Kendalikan lisan agar tidak berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat.
Di antara hal yang tidak bermanfaat adalah membahas hal-hal yang bersifat privasi orang lain, hal yang bukan kewenangan dan otoritasnya dan hal-hal keilmuan di luar ilmu yang kita geluti.
Diantara bahaya lisan adalah jika sudah terlanjur keluar sering kali klarifikasi itu tidak bermanfaat. Menjelaskan maksud ucapan kita pun sering tidak bisa diterima oleh orang lain.
Lain halnya jika kata itu belum terucap, seratus persen kita masih bisa menentukan kata apa yang kita katakan dan yang tidak kita katakan. Sehingga kitalah “pemilik” kata tersebut.
Mulutmu harimaumu
Moga Allah Ta’ala mudahkan pembaca tulisan ini untuk bisa mengontrol lisan dan kata-kata kita dengan baik.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.